Saat kita datang beribadah ke gereja, pasti ada saat dimana para jemaat memberika uang sebagai persembahan. Tak ada seorang pun yang tahu berapa nominal yang mereka berikan kepada Tuhan. Semua itu merupakan rahasia antara Tuhan dengan sang pemberi.
Yang jadi masalah saat ini adalah berapa banyak nominal yang layak kita berikan kepada Tuhan? Lantas persembahan seperti apa yang akan Tuhan terima? Apakah seseorang harus memberi banyak?
Tuhan tidak memberikan takaran dalam hal persembahan. Bukan nominal yang kita masukkan dalam kantong persembahan yang Tuhan lihat. Tuhan mempunyai takaran sendiri untuk menilai apakah persembahan itu layak atau tidak. Belum tentu semua persembahan dengan nominal yang besar yang akan Tuhan terima.
Takaran yang Tuhan pakai adalah “hati”. Saat kita memberi dengan kejujuran, ketulusan, keikhlasan, itulah yang akan Tuhan terima. Persembahan yang jujur adalah persembahan yang kita berikan tidak mengada-ngada. Tuhan tidak akan menerima persembahan yang berlebihan jika tujuannya adalah untuk “menyuap” Tuhan. Tuhan juga tidak akan menerima persembahan yang pelit, dimana di dalam dunia orang tersebut memiliki harta yang berlimpah, namun sangat kikir bahkan kepada Tuhan.
Buat apa kita pelit kepada Tuhan? Tidak ingatkah kita bahwa hidup-mati kita ada di tangan Tuhan? Apakah harta di dunia dapat menjamin kita masuk surga? Apakah harta di dunia mampu memberikan damai sejahtera?
Berilah persembahan dengan “benar”. Apa yang kita miliki, saat kita memiliki rasa untuk memberi maka berilah dengan tulus hati. Saat kita melepaskan berkat di dunia, maka Tuhan akan melepaskan berkat-Nya dari surga untuk kita.
Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
Lukas 6:38
0 komentar:
Posting Komentar