Muhammad Basalamah, salah seorang pengusaha asal Malaysia yang menjadi bagian konsorsium, mengungkapkan kesanggupan itu. ’’Setiap hari kami mengikuti pemberitaan soal Persijap di media massa. Kami tak ingin Persijap berhenti di tengah jalan. Dana talangan ini barangkali bisa untuk kebutuhan awal,’’ kata pria yang tinggal di Desa Sekuro Kecamatan Mlonggo, Jepara itu, kemarin.
Dia menjelaskan, karena uang tersebut berstatus talangan, maka manajemen Laskar Kalinyamat mesti mengembalikannya, jika dana Persijap yang dijanjikan dari pengelola kompetisi Indonesia Super League (ISL) sudah cair. ’’Setelah 15 tahun tinggal di Jepara, kami tak lagi menjadi fans Selangor FC atau Kelantan FC. Kami fans Persijap, maka tim ini harus tetap di level teratas,’’ lanjut Muhammad.
Di sela-sela menjalankan bisnis, dia kini juga mengurus klub Divisi I Pengkab PSSI Jepara, Sakura Utama FC. Klub asal Desa Sekuro itu menjadi juara tiga Liga Jepara musim ini.
Muhammad prihatin atas situasi yang menimpa Persijap. Menurutnya, Tim Kota Ukir harus secepatnya diselamatkan. ’’Kami berharap ada aksi nyata bersama-sama dari semua komponen masyarakat Jepara, sesegera mungkin, karena informasinya kompetisi mulai bergulir 5 Januari 2013,’’ tambahnya.
Hingga kemarin, belum juga ada kepastian tanda tangan kontrak bagi pemain.
Dampaknya, 21 pemain yang direkrut tak mau latihan jika belum diikat resmi melalui kontrak dari manajemen Persijap.
’’Belum ada latihan,’’ kata Evaldo Silva, salah satu pemain yang telah direkrut. Di tengah situasi tersebut, beberapa klub lokal yang dulu memilih pengurus Persijap melayangkan surat ke Pengkab PSSI Jepara. Mereka mendorong pengurus agar segera mengambil langkah strategis untuk membawa Laskar Kalinyamat ke jalur persiapan yang normal.
’’Surat dari beberapa klub ke Pengkab itu akan kami bahas di internal pengurus PSSI Jepara,’’ kata Ahmad Rifai, Ketua Umum Pengkab PSSI Jepara.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar